• RSS
  • Facebook
  • Twitter
Comments


TUGAS METODE PENELITIAN KUANTITATIF

PERSEPSI MAHASISWA UNTIRTA TERHADAP EKSISTENSI UNTIRTA MOVEMENT COMMUNITY  (UMC) SEBAGAI ORGANISASI GERAKAN JALANAN
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Untirta)


Susan Sri Jayanti
6662091723



                                                KONSENTRASI JURNALISTIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU PO0LITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG – 2012
BAB I
PENDAHULUAN

I . 1 LATAR BELAKANG MASALAH
            Organisasi merupakan wadah yang didalamnya terdapat anggota dengan visi dan satu kesamaan frame berfikir  dalam menjalankan misi. Organisasi banyak macamnya, mulai dari organisasi sosial, budaya, keagamaan, politik, minat dan bakat, olahraga, dan lainnya. Seiring berkembangnya zaman, organisasi menjadi semakin beraneka ragam namun kemudian disesuaikan dengan kebutuhan dan keberadaan lingkungannya.
            Motivasi seseorang yang bergabung ke dalam suatu organisasi pun beraneka ragam, selain mencari pengalaman, wawasan, keilmuan, dan memperbanyak teman, namun, yang terpenting ialah mencari ruang eksistensi serta aktualisasi. Di universitas Untirta, organisasi dibagi kedalam dua jenis, yaitu organisasi internal dan organisasi eksternal.
            Organisasi internal merupakan organisasi yang memiliki garis kordinasi serta garis komando dengan pihak rektorat. Dalam artian seluruh kegiatan organisasi mahasiswa (ormawa) internal harus diketahui pihak rektorat terkait. Gunanya, sebagai sinkronisasi antar ormawa juga untuk pemberian suntikan dana kemahasiswaan.
            Sedangkan organisasi eksternal adalah organisasi yang tidak memiliki ikatan komando dan kordinasi dengan pihak kampus meskipun keberadaannya di dalam kampus tersebut. Sehingga, segala bentuk kegiatan organisasi eksternal terlepas dari kebijakan universitas, dan tidak memiliki hak menerima dana dari pihak rektorat. Organisasi eksternal yang terdapat dalam suatu universitas biasanya merupakan organiasi primordial (kedaerahan) dan organisasi pergerakan.
            Salah satu organisasi eksternal yang terdapat di Untirta adalah Untirta Movement Community (UMC). Organisasi UMC bergerak dalam bidang diskusi dan aksi demonstrasi, seperti zargon organisasi tersebut “dari Diskusi Bergerak Menuju Perubahan...”. Sehingga, sebagian besar kegiatan organisasi tersebut adalah melakukan demostrasi yang sebelumnya mereka kaji isue-nya melalui diskusi.
            Julukan agent of change dan agent of control yang diterapkan pada mahasiswa menjadi acuan untuk malaksanakan tri dharma perguruan tinggi. Isi dari tri dharma perguruan tinggi tersebut adalah pendidikan, penelitian, dan pengabdian terhadap masyarakat.
            Pengabdian terhadap masyarakat dapat dilakukan dengan mengadvokasi dan melakukan pengawalan terhadap permasalahan masyarakat. Pada tahun 2012 ini, mahasiswa banyak melakukan aksi demontrasi. Dalam data statistik yang ditunjukan oleh TV One, aksi demontrasi mahasiswa dilakukan karena mahasiswa sudah tidak percaya lagi terhadap pemerintah.
            Keberadaan organisasi UMC di kampus Untirta sejak tahun 2005, terbentuk dari 10 orang mahasiswa yang pada saat itu sama sama menolak kenaikan harga BBM. Sejak saat itu sampai dengan tahun 2012, UMC aktif dalam mengadvokasi persoalan yang menyangkut masyarakat.  Tidak hanya gencar mengkritisi kampus Untirta, UMC juga gencar mengkritisi pemerintah.
            Cara UMC dalam mengkritisi berbagai fenomena yang dianggapnya tidak pro terhadap rakyat adalah dengan membuat forum diskusi, melakukan aksi demostrasi, pembuatan propaganda yang di sebar pada media pemasangan reklame sekitar kampus, membuat acara bedah buku, seminar dan talk show.
            Semua yang dilakukan merupakan praktik dari komunikasi. pengertian komunikasi yang paling cocok untuk organisasi UMC adalah komunikasi menurut Hovland, Jannis & Kelly (1953) “Komunikasi adalah suatu proses melalui komunikator menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk prilaku orang-orang lainnya”.
            Dalam organisasi pun, kajian mengenai ilmu komunikasi tetap menjadi keilmuan yang tidak dapat dilepaskan. Sehingga, terdapat satu ilmu pengetahuan yang dijadikan mata kuliah yaitu komunikasi organisasi. Menurut Neher (1977), terdapat fungsi utama dalam komunikasi organisasi, yaitu :
ž  Membimbing, memotivasi dan mempengaruhi(leading, motivating and influencing)
ž  Menciptakan pengertian (sense making)
ž  Memecahkan masalah dan membuat keputusan (problem solving and decision making)
ž  Mengelola konflik, bernegosiasi dan melakukan tawar- menawar (conflict management, negotiating and bergaining)
ž  Mendapatkan Kepatuhan (compliance-gaining)
            Mambimbing, memotivasi, dan mempengaruhi. Komunikasi persuasif yang dilakukan organisasi UMC diimplementasikan kedalam kegiatannya. Tentu saja kegiatan tersebut bertujuan untuk terus menjaga eksistensi dari organisasi tersebut. Eksistensi menjadi nafas suatu organisasi, karena, tanpa melakukan hal yang mengeksiskannya, organisasi tersebut tidak akan dianggap ada.
            Kemudian, organisasi UMC juga mencoba mempengaruhi halayak disekitarnya melaluai media propaganda yang dibuat. Isi dari propaganda sendiri bersifat provokatif dengan memainkan pesan verbal sehingga dapat memprovokasi psikologi mahasiswa yang membacanya. Sehingga, dapat sekaligus menciptakan pengertian (sense making).
            Untuk memecahkan masalah, cara yang tepat untuk dilakukan adalah dengan berdiskusi. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), diskusi adalah suatu media / kegiatan yang berfungsi sebagai tempat penyampaian gagasan. Dalam forum diskusi pastilah banyak kepala, sehingga akan banyak pemikiran pula, sehingga permasalahan akan segera menemukan solusi kongkritnya.
            Tidak berbeda dengan Mengelola konflik, bernegosiasi dan melakukan tawar- menawar (conflict management, negotiating and bergaining), serta mendapatkan Kepatuhan (compliance-gaining), semuanya dilakukan dengan kegiatan UMC yang telah dituliskan diatas.
            Sedangkan persepsi sendiri dapat diartikan sebagai sebuah ungkapan atau keterangan yang diberikan seseorang terhadap suatu peristiwa atau seseorang lainnya. Persepsi muncul dari interpretasi seseorang menurut frame of reference dan field of experience dari masing- masing individu. Oleh karena itu, Persepsi bersifat subjektif.
            Tentu saja kegiatan mengkritisi suatu instansi, lembaga atau apapun bersifat sensitif karena akan berkolerasi langsung dengan citra (imej). Juga opini publik yang mendapat terpaan komunikasi tersebut. Berkenaan dengan hal itu, penulis bermaksud melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hal di atas, dengan mengambil judul “persepsi mahasiswa untirta terhadap eksistensi Untirta Movement Community  (UMC) sebagai organisasi gerakan jalanan”.
           
I . 2 RUMUSAN MASALAH
            Berdasarkan latar belakang yang telah uraikan diatas, maka dapat dituliskan rumusan masalah sebagai berikut : “ seperti apa persepsi mahasiswa untirta terhadap eksistensi Untirta Movement Community  (UMC) sebagai organisasi gerakan jalanan?”

I . 3 TUJUAN PENELITIAN
            Tujuan penelitian difungsikan untuk menjawab permasalahan yang sebelumnya telah dirumuskan . Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk “mengetahui persepsi mahasiswa untirta terhadap eksistensi Untirta Movement Community  (UMC) sebagai organisasi gerakan jalanan?”

Leave a Reply

add your comment in here