Berikut adalah hasil wawancara dengan Heri Hendrayana Harris yang mempunyai nama pena Gol A gong, seorang mantan wartawan majalah Hai dan Warta Pramuka. Wawancara dilakukan dengan tatap muka, berlangsung pada hari sabtu, 19 Maret 2011, bertempat di Rumah Dunia, Komplek Hegar Alam No. 40 Ciloang, Serang 42118, Banten.
Ket.
* A (Saya, Pewawancara)
* B (Gol A Gong, Wartawan yang diwawancara)
A : “Apa yang melatarbelakangi anda terjun dalam dunia jurnalistik?”
B : “ Jurnal itu kan pengkristalan dari iqro, karena jiwa kritis saya maka saya menjadi jurnalis.”
A : “Kapan anda mulai menggeluti dunia jurnalistik?”
B : “ Pada tahun 1993”
A : “ Selama bekerja dengan status jurnalis, dimana saja tempat bapak bekerja ?”
B : “ Saya pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia, Majalah Hai, Sisipan Majalah kartini yaitu Tabloid karina, tahun 93-94 di Indosiar, 96-2008 di RCTI, 2008-2010 di Banten TV.
A : “ Selain profesi wartawan, di media cetak elektronik tadi, bapak pernah bekerja pada bidang apa?”
B : “ menjadi tim kreatif, desain program dan menulis skrip.”
A : “Seberapa lama bapak bergelut dalam dunia jurnalistik?”
B : “ Sampai hari ini pun masih, hanya saja sekarang tidak bekerja pada orang lain melainkan saya buat sendiri, seperti rumahdunia.net”
A : “Suka Duka yang dialamai selama bekerja menjadi wartawan?”
B : “ Dukanya saya di sangka minta sumbangan, karena pada saat itu orang cacat identik dengan peminta sumbangan, tapi karena saya bagian dari Kompas Gramedia yang merupakan perusahaan bonavit, hal tadi jadi termentahkan. Dulu awal-awal beberapa berita tidak boleh disiarkan kemudian dikasih amplop. Lalu ketika saya bekerja di Tabloid Karina yang merupakan sisipan dari majalah kartini, di Bandung banyak kasus amoral, jadi seperti meminta aib orang. Karena hal-hal tadi saya berhenti menjadi wartawan.”
A : “ Inspirasi mendirikan sebuah Taman Baca Masyarakat ?”
B : “ Rasa frustasi terhadap sistem Banten yang banyak korup. Dan pada saat itu, belajar Sastra jurnal harus ke Jakarta. Jadi saya berikrar, kalau sukses, anak remaja jangan bernasib seperti saya, maka saya buat Rumah Dunia.”
A : “ Program – program yang ada di Rumah Dunia?”
B : “ perpustakaan keliling yang kami beri nama program Banten Membaca”
A : “ Teknifikasinya seperti apa?”
B : “ Tergantung, ada yang sesuai permintaan, kami buka tenda , ada juga permintaan dari KKM.”
A : “ Keberlanjutan dari pembelajaran menulis yang dilakukan disini?”
B : “ Kalau mengikuti dan praktek, saya sarankan tulisan dikirim ke koran. Anak-anak disini mengikuti lomba essaii, pada tahun 2004 dan 2005 Rumah Dunia mendapat penghargaan dari UNICEF Award. disini tidak diwajibkan menjadi pengarang, ada yang bekerja di Banten TV, sampai di koran pun ada. Sejauh ini, sudah ada 15 karya buku yang disuplai di gramedia. Untuk teman-teman yang membuat karya buku seperti novel, coba saja bawa kemari nanti dibantu untuk tembus. Ada juga alumni Rumah Dunia yang sekarang menjadi redaktur sastra di koran nasional, ada juga tukang gorengan yang dibina sehingga sekarang menjadi wartawan”
A : “ Apakah Taman Baca Masyarakat ini mendapat suplai dana dari pemerintah setempat?”
B : “ Pada tahun 2006 mulai mendapat dana dari pemerintah, tahun 2010 kami bergabung dengan pemerintah karena pemerintah mulai membuka diri dan kami dibiayai Diknas sebesar duaratus juta. Tapi tahun 2011 ini belum mendapat kucuran dana.”
A : “ untuk mendapatkan dana tersebut apakah dengan membuat proposal?”
B : “Tidak, saya tidak mengajarkan kepada anak-anak untuk membuat proposal. Yang kami buat disini adalah persrilis, seperti info-info kegiatan yang diupluad di rumahdunia.net. mulai tahun 2006, banyak yang menyumbang. Dari relawan sendiri apabila tulisannya dimuat dikoran, di potong 25% atas nama zakat profesi. “
A : “Kalau bentuk kerjasama dengan media massa bagaimana?”
B : “ Kami bekerjasama dengan media massa, kami menawarkan penulis masa depan. Minimalnya kan kalau mereka tidak bisa membantu materi, mereka bisa membantu menginformasikannya. Media massa menjadi network bagi kami. Kami bersahabat dengan Baraya Pos dan Radar Baten.”
A : “ Harapan untuk kedepannya bagaimana?”
B : “ Ya harapannya, pemerintah bisa lebih sempurna daripada kami karena ada dana. Dulu dinas pendidikan datang kerumah dunia, dan ada yang tidak tau keberadaan Rumah Dunia, kami di kritik “kenapa tidak mendaftar?” , kemudian kami kritik balik “kenapa bapak tidak mendata, itukan tugas bapak” seperti itu, karena sering mengkritik tadi sekarang justru kami bekerja sama dengagn Dinas Pendidikan.”




