DOKUMENTASI POTRET KEADAAN BANTEN DALAM KEPEMIMPINAN ATUT
Sudah 10 tahun Atut memimpin Banten, tapi belum ada perubahan signifikan yang dilakukan tekerucut pada sektor perekonomian rakyat, pendidikan, serta insfrastruktur. Kalau kita bersedia menelusuri Banten, banyak potret kemiskinan yang tidak ter-ekspose media, serta banyak daerah kumuh yang tidak terjangkau tangan pemerintah daerah. Herannya, jika tangan penguasa tirani seperti Atut tidak sampai ke daerah kumuh tersebut, baligho pencitraan Atut terpajang dengan rapih dan kokoh. Yang lebih lucu lagi, banyak terdapat baligho sosialisai ‘wajib bayar pajak’ yang terdapat di jalanan yang rusak. Pertanyaan yang langsung terbersit adalah ‘dikemanakan uang pajak yang rakyat bayarkan?’, ini menjadi penyadaran bagi kita semua untuk tidak tinggal diam.
Dan berikut adalah realitas kemiskinan, insfrastruktur & pendidikan yang tidak memadai yang kami tampilkan dengan format foto.
Potret Kesemrawutan Pasar di Ciputat Tangerang Selatan
Tahun 2010 di Tangerang Selatan terdapat kasus jalan raya yang di jadikan sebagai tempat pembuangan sampah yang berakibat ketidak efektifan penggunaan sarana transportasi jalan. Fenomena yang demikian membuktikan tidak mampunya pemerintah daerah dalam mengelola tata ruang kota.
Potret Anak dibawah umur produktif bekerja yang mengais rezeki . Lokasi : Lampu Merah Ciceri Serang – Banten
Kedua fenomena di samping, merupakan realitas dari anak – anak di bawah umur produktif yang terpaksa bekerja. Anak – anak di umur yang demikian idealnya menuntut ilmu di Sekolah, namun realita yang terjadi adalah mereka merupakan anak putus sekolah yang terpaksa bekerja untuk kelangsungan hidup. Yang lebih tidak wajar lagi potret disamping diambil di lokasi Ibu Kota Privinsi Banten, yaitu Serang. Tidak malu kah pemerintah Kota Serang dengan tampilan demikian? Seharusnya mereka malu dan mempertanggungjawabkan kelangsungan pendidikan anak-anak terlantar berdasarkan UUD 1945 Pasal 34 Ayat 1. |
|
Potret Anak dibawah umur produktif bekerja yang mengais rezeki . Lokasi : TPSA Cilowong – Paninjauan – Serang – Banten
Kedua foto tersebut merupakan perbandingan jalan – jalan rusak di beberapa kawasan di Banten, baik pemerintah kota, pemerintah kabupaten dan pemerintah provinsi harusnya bertanggungjawab atas kerusakan jalan. Apalagi, masyarakat sudah tertib membayar pajar tetapi dikemanakan uang pajak yang masyarakat bayarkan. Berikut keterangan dari masing-masing foto :
Foto pertama berlokasi di Peusar, kab. Tangerang, dapat dilihat jalanan umum tempat laju kendaraan yang banjir. Lebih ironisnya, pada sisi sebelah kanan terdapat dinding pembatas, yang mana dibalik dinding tersebut merupakan perumahan elite Lippo Karawaci yang kondisinya berbanding terbalik dengan jalanan diseberang tembok pembatas.
Foto kedua berlokasi di Rangkas merupakan realita yang kontradiktif, lihat saja reklame Atut dengan sosialisasi wajib bayar pajak tetapi keadaan jalan rusak demikian, di kemanakan uang rakyat yang dibayarkan selama ini? |
|
Potret Jalan rusak lokasi : Peusar – Kab. Tangerang |
|
Potret Jalan rusak lokasi : Rangkas |
|
P O T R E T K E M I S K I N A N |
|
Potret Kemiskinan, Lokasi : Rangkas - Banten
Potret Kemiskinan, Kawasan Kumuh, Lokasi : Desa terumbu Serang banten
Potret Kemiskinan yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat - Pontang Banten
|
|
Potret kemiskinan sering ditemukan di daerah yang sulit dijangkau, sehingga perlu ada keharusn pemerintah setempat untuk mengelola daerah-daerah tadi, apalagi, daerah tersebut terkesan memang sengaja dimarjinalkan. Bahayanya, daerah yang tidak diurus tadi mengakibatkan dampak sistemik, seperti pada gambar kedua dan ketiga. Gambar kedua dengan kondisi yang demikian kumuh menyebabkan kesehatan yang krisis. Juga pada gambar ketiga, dimana masyarakat mandi , mencuci , dan buang hajat berada di satu tempat, itu sangat rawan sekali terhadap teridapnya berbagai macam penyakit.Dimana asuaransi kesehatan bagi masyarakat yang dijaminkan oleh pemerintah daerah? Mundur ke gambar pertama, di rumah yang teramat rentan, sangat keterlaluan sekali Atut memasang spanduk kampanye ‘Teruskan Pembangunan Banten’, pembangunan banten yang mana? Kami rasa pembangunan Banten yang lebih baik hanya didapat oleh para kaum pejabat, buktinya banyak terdapat bangunan rumah yang tidak memadai yang ditempati warga.
|
|
P O T R E T L E M B A G A P E N D I D I K A N Y A N G T I D A K l A Y A K |
|
SDN Jakung Jl takari km 10 Serang
SDN Kebon, Kampung Kebon Lama Desa Sawah Luhur Kec. Kasemen Kota Serang
SDN Kebon, Kampung Kebon Lama Desa Sawah Luhur Kec. Kasemen Kota Serang
Foto-foto diatas membuktikan pada kita bahwa minimnya kepedulian pemerintah setempat dalam upaya mencerdaskan anak generasi penerus bangsa. Dapat dibayangkan apabila banyak murid yang bersekolah pada kedua sekolah tersebut. Rasa tidak nyaman dalam belajar juga menjadi faktor penghambat tersalurkannya ilmu pengetahuan pada para murid. Kondisi yang demikian tentu membuat siswa siswi belajar dengan tidak nyaman dan aman. Yang lingkupnya lebih luas, di Indonesia saja sudah banyak kasus bangunan sekolah yang roboh akibat tidak memadainya gedung sekolah. Sangat ironis sekali jika pemandangan demikian harus juga terjadi di Banten. ini merupakan tanggungjawab besar seorang Atut dalam menangani problematika pendidikan di Banten. terlebih lagi dengan foto anak putus sekolah yang sebelumnya telah dibahas menambah panjang rentetan dosa Atut terhadap masyarakat Banten.
|
|