PEMILIHAN RAYA FISIP
Oleh ; Susan Sri Jayanti (dimuat dalam majalah orange's Untirta)
Hajat besar kampus Untirta yaitu pemilihan raya (Pemira) yang rutin diadakan setiap tahunnya berlangsung pada selasa (28/12). Begitu pula dengan FISIP yang juga mengadakan PEMIRA guna menentukan ketua dan wakil ketua BEM FISIP, HMJ Administrasi Negara, dan HMJ Ilmu Komunikasi berlangsung meriah. Menjelang pelaksanaan pemira, KPU FISIP mengadakan rangkaian acara seperti debat kandidat yang berlangsung pada rabu dan kamis (22-23/12), dilanjutkan dengan kampanye dari para kandidiat. Rangkaian acara tersebut terbilang meriah, pasalnya antusias dari mahasiswa untuk menghadiri acara debat tersebut cukup baik. Dalam acara debat, mahasiswa bebas melontarkan pertanyaan kepada para calon. Selain disaksikan oleh mahasiswa acara ini juga dihadiri dosen sebagai panelisnya. Kemudian para kandidat melakukan kampanye dari kelas ke kelas pada jumat (24/12). Kampanye dimanfaatkan para calon untuk mengiklankan diri mereka agar mahasiswa memilih mereka.
Setelah melakukan berbagai rangkaian kegiatan tibalah hari pencoblosan yang akan menentukan siapa yang terpilih menjadi ketua dan wakil ketua BEM dan HMJ. TPU FISIP bertempat di gedung FISIP, KPU mulai membuka TPU dari pukul 08.00 dan tutup pada pukul 21.30.
Mati Lampu menjelang penghitungan
Ketika TPU telah di tutup, terjadi mati lampu yang tidak hanya membuat heboh para tim KPU namun juga seluruh mahasiswa Untirta yang masih berada di lingkungan kampus. Tim KPU dengan sigap menjaga kotak suara agar tetap aman. Kemudian, untuk kelancaran keberlanjutan acara, penghitunagn suara di adakan setelah lampu menyala, sementara itu, seluruh kotak suara di ungsikan ke ruang DPM Pusat. “berdasarkan hasil rapat pleno dengan ketua DPM, KPU Pusat beserta seluruh ketua KPU Fakultas, memutuskan, penghitungan suara dilaksanakan setelah lampu menyala, dan selagi menunggu, kotak suara akan disimpan di ruang DPM Pusat” ujar Krisna Oktavianus selaku ketua KPU FISIP. Kotak suara yang dibawa Tim KPU FISIP ke ruang DPM Pusat di kawal oleh para saksi dari masing-masing calon. Ketika lampu menyala, kotak suara kembali di bawa ke TPU FISIP untuk penghitungan suara. Sebelum di mulai, ketua KPU memaparkan teknifikasi penghitungan dan keabsyahan surat suara. Jumlah surat suara untuk FISIP berjumlah 1246, terdiri dari 4 surat suara yang rusak, 639 surat suara komunikasi dan yang terpakai sebanyak 250 dan 603 surat suara untuk administrasi negara dan yang terpakai sebanyak 303. Sementara itu untuk presma berjumlah 804 surat suara. Sehingga secara keseluruhan surat suara yang terpakai untuk FISIP berjumlah 553.
Penghitungan suara pertama adalah calon presma dan wapresma, sebelum dimulai penghitungan, surat suara yang berada di dalam kotak di keluarkan kemudian di hitung seluruhnya. Berdasarkan penghitungan suara untuk calon presma dan wapresma, pasangan nomer 1, Juhri dan Bayu Wiguna memperoleh 181 suara, pasangan nomer 2,Rizki dan Hendra Permana, mendapatkan 33 suara, dan pasangan no 3, Sandra Permana dan Nurhaedi memperoleh 292 suara, suara tidak sah sebanyak 29 dan abstein sebanyak 18. Penghitungan kedua adalah untuk BEM. Pasangan nomor 1, M Dace dan Boyke mendapatkan 256 suara dan pasangan nomor 2, Ninis Chairunnisa dan Abdurrohman Omen memperoleh 266 suara, sementara itu suara tidak sah adalah 27 dan 4 abstein. Selanjutnya penghitungan suara HMJ ANE. Pasangan nomor 1, Fauzi dan Rizky memperoleh 89 suara, pasangan nomor 2 Septian dan Nining mendapat 201 suara, suara tidak sah berjumlah 7 dan 6 abstein. Penghitungan suara HMJ Komunikasi, pasangan no 1, Indra permana dan Nurma memperoleh 90 suara, Pasangan no 2, Andrianis Januar dan Trami Vidya memperoleh 145 suara, suara tidak sah berjumlah 11 dan 4 abstain. Dengan demikian, ketua BEM terpilih untuk periode 2011 di menangkan oleh pasangan Dace dan Boyke. Ketua dan wakil ketua HMJ ANE, Septian dan Nining, serta ketua dan wakil ketua HMJ Komunikasi adalah pasangan Andrianis Januar dan Trami Vidya.




