KISRUH PEMIRA DIMATA KETUA MPM
Oleh ; Susan Sri Jayanti (berita ini dimuat dalam majlah orange's Untirta)
Kisruh Pemilihan Raya (Pemira) Untirta, masih terus berlanjut dan belum terdapat penyelesaian sampai saat ini. Permasalahan berawal dari digugatnya Bayu Wiguna, salah satu kandidat wapresma, oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Fakultas Ekonomi, karena terbukti menyalahi aturan legislatif. Pasalnya, pada saat itu, Bayu masih menjabat sebagai Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi, yang kemudian mencalonkan diri sebagai Wapresma.
Pasca digugatnya Bayu, terdapat gerakan pro dan kontra dari berbagai aliansi mahasiswa. Bahkan, calon Presma dan Wapresma no 1 , yaitu Juhri dan Bayu wiguna, turun serta dalam salah satu aksi tersebut. “Dia (Bayu Red), tidak terima, akhirnya melakukan gerakan-gerakan yang dianggap menyalahi konstitusi dan meminta PD3 FE untuk intervensi.” Papar Zaenal Muttaqien selaku ketua MPM.
Pelantikan Presma 2011 dalam musma (26/2) pun, gagal dilaksanakan karena berlangsung ricuh. Sampai saat ini, musma belum juga kembali dilaksanakan. “Musma diagendakan akan berlangsung pada bulan maret ini, karena selama febuari kemarin kami, (MPM red) coolingdown terlebih dahulu sambil mengkaji dengan teman-teman UKM dan Internal” paparnya ketika ditemui di ruang PKM MPM.
Presma & Wapresma 2010 Intervensi
Disela-sela kisruh pemira dan musma yang sebelumnya tertunda, Ihya & Ufuan (Presma & Wapresma 2010) melaksanakan Forum Istimewa Kemahasiswaan (FIK). Dalam UU KMB Untirta, agenda FIK hanya sebatas mengevaluasi kinerja Legislatif. Bahkan, FIK belum matang & tidak bisa diberlakukan sebagai media untuk melantik Presma yang baru.
Agenda FIK yang bertempat di ruang Teleconfrence gedung C untirta, gagal dilaksanakan akibat terjadi kericuhan. “FIK ilegal, siapapun yang terlibat didalam FIK, kami nyatakan cacat konstitusi!” tegas ketua MPM. Tetapi, setelah gagalnya FIK, para audience yang terlibat dalam acara tersebut berpindah lokasi ke depan Masjid Untirta, & dengan tiba-tiba Ihya melantik Juhri-Bayu sebagai Presma-Wapresma yang baru.
Hari berikutnya, terdapat flayer-flayer yang ditempel diberbagai papan pengumuman mengenai FIK. Flayer tersebut berisi keputusan, disyahkannya Juhri-Bayu menjadi Presma-Wapresma, serta dibubarkannya DPM & MPM 2010 karena telah gagal melaksanakan musma. Selain itu, banyak terpasang baligho dengan mengatasnamakan Juhri-Bayu sebagai Presma-Wapresma yang baru.
Ketika dikonfirmasi, Zaenal memaparkan, “syah-syah saja memasang baligho mengatasnamakan Presma-Wapresma, tapi yang harus ditekankan di sini adalah, diakui atau tidak, karena secara konstitusi tidak diakui, Rektor pun tidak mengakui.”. Mahasiswa Agroekoteknologi ini juga berharap, kejadian kisruh pemira tidak terulang kembali. “menurut saya kejadian ini memalukan, dan saya juga bertanggungjawab memulihkan.” (Susa)




