• RSS
  • Facebook
  • Twitter
Comments


TEORI DISONANSI KOGNITIF

Teori disonansi Kognitif adalah ketidak sesuaian antara apa yang di ketahui atau di yakini dengan apa yang di lakukan dan  teori ini menjelaskan mengenai bagaimana keyakinan dan perilaku dapat merubah sikap.
Asumsinya :
  • Disonansi adalah perasaan tidak suka yang mendorong orang unutk melakukan tindakan-tindakan dengan dampak yang dapat diukur.
  • Disonansi akan mendorong usaha untuk memperoleh konsonansi (keseimbangan) dan usaha untuk mengurangi disonansi (ketidak seimbangan)
  • Rangsangan yang diciptakan oleh disonansi akan memotivasi orang untuk menghindari situasi yang menciptakan inkonsistensi (ketidak konsistenan terhadap persepsi) dan berusaha mencari situasi yang mengembalikan konsistensi.
TOKOH TEORI DISONANSI KOGNITIF DAN BUNYI TEORI
Leon Festinger,menyatakan  : “Perasaan yang tidak seimbang dikatakan sebagai disonansi kognitif.  hal ini merupakan perasaan yang dimiliki orang ketika mereka’menemukan diri mereka sendiri melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang mereka ketahui, atau mempunyai pendapat yang tidak sesuai dengan pendapat lain yang mereka pegang”
Dalam Teori Disonansi kognitif, Festinger memandang orang-orang sebagai individu yang berfikir, dimana harus mempunyai pertimbangan di dalam pemikiran mereka seperti halnya tindakan mereka. Gagasan untuk pertimbangan adalah kunci kepada teori disonansi kognitifnya.
Jadi Dapat di simpulkan teori tersebut berpendapat bahwa disonansi adalah sebuah perasaan tidak nyaman yang memotivasi orang untuk mengambil langkah demi mengurangi ketidaknyaman itu. dan ketidaknyaman yang disebabkan oleh disonansi akan mendorong terjadinya perubahan.


DALAM TEORI DISONANSI KOGNITIF TERDAPAT KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Kelebihan
  • Teori disonansi kognitif memberikan kontribusi yang sangat besar pada pemahaman kita akan kognisi dan hubungan dengan perilaku .
·         Teori Festinger tidak hanya merupakan salah satu teori konsistensi yang amat penting, tetapi juga merupakan salah satu teori yang signifikan dalam psikologi social
Kekurangan
  • Disonansi bukan merupakan konsep paling penting untuk menjelaskan perubahan sikap.
  • Teori disonansi kognitif tidak cukup jelas mengenai kondisi-kondisi di mana disonansi menuntun pada perubahan sikap.
CONTOH KASUS :
Ketika mengikuti Seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) terdapat ketentuan bahwa saya harus memilih dua perguruan tinggi sebagai tempat saya berkuliah nantinya. Pada saat itu saya memilih Untirta pada kolom  pilihan 1 dan UIN pada kolom pilihan kedua. Sebelumnya saya telah mengetahui bahwa berkuliah di untirta akan banyak menguras biaya karena jarak yang terpaut jauh dari rumah saya, tetapi saya tetap memilih untirta sebagai pilihan PTN utama dengan alasan “saya bisa mengefesiensikan biaya kuliah dengan mengekos dan mengekos akan menjadikan saya mandiri” seperti itulah contoh mengurangi disonansi. Selain dengan mengemukakan persepsi seperti tadi, disonansi juga dapat dikurangi dengan merubah tingkah laku, misalnya Untirta yang saya fokuskan sebagai pilihan pertama saya ubah menjadi pilihan kedua sebagai pilihan cadangan apabila tidak bisa masuk PTN UIN.



Categories: ,

Leave a Reply

add your comment in here