• RSS
  • Facebook
  • Twitter
Comments

TUGAS TEORI KOMUNIKASI
“ KURT LEWIN ”


Di susun oleh:
KELOMPOK 3
PRODI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS NEGERI SULTAN AGENG TIRTAYASA
2010



KELOMPOK : 3
TUGAS : “ KURT LEWIN”
KELAS : 2C
JUDUL TUGAS : PROFIL TOKOH
TANGGAL PEMBERIAN TUGAS : 8 MARET 2010
DEADLINE : 15 MARET 2010
TANGGAL PENGUMPULAN :

NO NAMA NIM
1 RESGANA FITRA KUMARA 6662061625
2 FITRA ARDIANTORO 6662061634
3 NUR M ISKANDAR 6662091712
4 RIZKI NAHRIA 6662090288
5 SUCI SEDYA UTAMI 6662091722
6 SUSAN SRI JAYANTI 6662091723
7 TULUS MULYAWAN 6662091725






RIWAYAT HIDUP DAN LATAR BELAKANG KURT LEWIN (1890-1947)

Kurt Lewin lahir pada tanggal 9 September 1890 disuatu desa kecil di Pursia Timur (sekarang polandia), daerah dosen. Ia adalah anak kedua dari empat bersaudara, Lewin menyelesaikan sekolah menengahnya di Berlin tahun 1905 kemudian ia masuk Universitas di Freiburg dengan maksud belajar ilmu kedokteran, tetapi ia segera melepaskan idenya ini dan setelah satu semester belajar psikologi pada universitas di sana. Ia adalah seorang psikologis eksperimental yang terkenal di University of Berlin. Ia merupakan pengungsi dari rezim Adolf Hittler. Lewin beremigrasi ke Amerika Serikat pada bulan Agustus 1933 dan menjadi warga negara pada tahun 1940. Lewin bekerja di Cornell University untuk Kesejahteraan Anak Iowa Stasiun Penelitian di University of Iowa. Kemudian, ia kemudian menjadi direktur Center for Group Dynamics di MIT. 1946, Lewin menemukan cara yang efektif untuk memerangi agama dan prasangka rasial. Ia mendirikan sebuah lokakarya untuk melakukan 'perubahan' percobaan, yang meletakkan dasar bagi apa yang sekarang dikenal sebagai pelatihan kepekaan.

Lewin memperoleh gelar Ph.D. di bidang Psikologi dari Royal Friedrich-Wilhelms University of Berlin. Teori psikologi Lewin telah terpengaruh dari studi terdahulunya mengenai pengobatan, matematik dan khususnya fisika. Lewin juga dipengaruhi langsung oleh professor filsafatnya bernama Ernst Cassier yang mengilhami Lewin dalam ilmu filsafat. Meskipun Lewin memperoleh gelar doktornya di University of Berlin dan mengajar di sana setelah Perang Dunia I, ia bukan seorang Gestalist yang fanatik. Psikologi gestalt menyelidiki proses subjective pengalaman individual; secara keseluruhan, pada bagaimana individu merasakan lingkungan mempengaruhi perilaku individu. Sebaliknya Lewin tertarik pada kekuatan yang mengarahkan tindakan individual.

Ketika ia dalam proses memperoleh gelar doktornya, Lewin terlibat dalam Perang Dunia I sebagai seorang prajurit Jerman, tapi kemudian ia tertembak dan dirawat di rumah sakit. Selama periode ini Lewin memanfaatkan waktunya untuk menulis “The War Landscape” dipublikasikan tahun 1917 dan tesisnya mengenai “Habilitation”. Tahun 1921 Lewin mulai mengajar di Psychological Institute di University of Berlin sebagai pengajar tidak tetap dan mulai mengembangkan reputasi akademisnya melalui serangkaian eksperimen penting yang dilakukan oleh mahasiswa doktornya. Selama 1920-an, Lewin mulai memformalkan bidang teorinya yang juga disebut ‘group dynamics and topological psychology’ dari Lewin).

Ketika mengembangkan teorinya, Lewin meminjam teori dari fisika (sebagai contoh apa yang disebut orang ‘field of magnetic force’) tapi tidak diterapkankannya secara keseluruhan. Malahan ia mengambil konsep fisika dan memberikannya makna khusus untuk psikologi. Misalnya ketika ia menggunakan istilah valence, vector dan barrier.

Selama sembilan tahun di Iowa (setelah sebelumnya mengajar dua tahun di School of Home Economics di Cornell University), Lewin mulai tertarik pada psikologi kelompok khususnya yang berasal dari siswa doktoralnya, Ronald Lippitt yang datang ke Iowa dengan gelar sarjana bidang kelompok dan dengan pengalaman sebagai seorang eksekutif Pramuka. Kolaborasi Lewin dan Lippitt menghasilkan eksperimen kepemimpinan kelompok pada pemimpin autocratic, democratic dan laissez-faire dan berhasil menarik perhatian publik dan akademisi. Selain itu Lewin juga menjadi lebih seorang psikologis sosial dalam pemikirannya dan berbeda dengan yang lainnya (Gordon Allport, Muzafer Sherif, Theodore Newcomb, dan Daniel Katz) yaitu ia mencoba menciptakan dalam laboratorium situasi penuh kekuasaan sosial yang memberikan perbedaan besar. Lewin dan Lippitt melakukan riset pada kelompok anak-anak pramuka di Iowa Child Welfare Research Station. Dan Margaret Mead menyebut apa yang dilakukan Lewin dan lainnya sebagai ‘experimental anthropology’ karena menciptakan budaya kelompok dalam laboratorium mereka.

Setelah keluar dari Iowa tahun 1945, Lewin menjadi pengajar di MIT sampai wafatnya tahun 1947. MIT merupakan tempat dimana Lewin mempimpin Research Center for Group Dynamics di bawah Department of Economics and Social Sciences yang berorientasi pada pemecahan masalah sosial. Lewin beranggapan bahwa riset terapan harus dibimbing dengan ketat dimana seseorang dapat menguji proposisi teoritis antara riset dasar dan riset terapan yang mungkin valid dalam fisik dan kimia tidak perlu hadir dalam ilmu alam.


SUMBANGAN KURT LEWIN DALAM ILMU PENGETAHUAN
Pada tahun 1947, Lewin mendirikan Laboratorium Pelatihan Nasional, di Bethel, Maine. Ia kemudian menjadi seorang psikologis sosial di Amerika dan mempelopori eksperimen klasik dalam komunikasi kelompok. Pada awalnya Lewin adalah seorang psikologi individualistik yang kemudian berubah menjadi psikologi sosial pada komunikasi kelompok kecil. Lewin tercatat sebagai pendiri riset dan pelatihan di dinamika kelompok dan untuk menciptakan gaya manajemen partisipatif dalam organisasi.

Lewin, menulis beberapa buku yang bermanfaat untuk kepentingan umum dalam bidang komunikasi dan psikologi. Diantaranya, “ The War Landscape” dipublikasikan tahun 1917 dan tesisnya mengenai “Habilitation” .

Sumbangan Lewin bagi bidang psikologi di Amerika yaitu mengenai subjektivisme pada tahun 1930-an. Termasuk di antaranya Edward C. Tolman dan Kurt Lewin menawarkan tipe kognitif alternatif pada behaviorisme Clark Hull merupakan pusat pembelajaran S-R dan berpedoman pada teori Freudian. Sumbangan Tolman “the cognitivist for experimental psychology” dan Lewin “the cognitivist for social psychology”, mempelopori pendekatan kognitif pada psikologi sampai sekarang.

Gatekeeper
Lewin menemukan bahwa ibu-ibu rumah tangga merupakan ‘gatekeepers’ pada pengenalan makanan baru untuk keluarga mereka. Kemudian konsep gatekeepers dapat diaplikasikan untuk situasi komunikasi yang lebih luas seperti untuk menyebarkan berita-berita melalui saluran komunikasi yang ada dalam sebuah kelompok. Teori Lewin mengenai proses gatekeeping ini kemudian digunakan oleh banyak ilmuwan yang perhatian pada studi peran gatekeeping di media massa, misalnya David Manning White (1950), dll. Sekarang ini konsep gatekeeping Lewin telah digunakan secara luas oleh ilmuwan komunikasi khususnya dalam riset komunikasi organisasional dan studi-studi pada organisasi baru.


Life Space
Konsep utama Lewin adalah life space yaitu lapangan psikologius tempat individu berada dan bergerak. Lapangan ini terdfiri dari fakta dan objek psikologis yang bermakna dan menentukan perilaku (B=f L). Tugas utama psikologi adalah meramalkan perilaku individu berdasarkan semua fakta psikologis yang eksis dalam lapangan psikologisnya pada waktu tertentu. Life space terbagi atas bagian- bagian yang memiliki batas-batas. Batas ini dapat dipahami sebagai sebuah hambatan individu untuk mencapai tujuannya. Gerakan individu mencapai tujuan (goal) disebut locomotion. Dalam lapangan psikologis ini juga terjadi daya (forces) yang menarik dan mendorong individu mendekati dan menjauhi tujuan. Apabila terjadi ketidakseimbangan (disequilibrium), maka terjadi ketegangan (tension). Perilaku individu akan segera tertuju untuk meredakan ketegangan ini dan mengembalikan keseimbangan. (rumahbelajarpsikologi.com)

Teori Medan (Field Theory)
Seorang psikolog, Kurt Lewin (1935,1936) mengkaji perilaku sosial melalui pendekatan konsep "medan"/"field" atau "ruang kehidupan" - life space. Untuk memahami konsep ini perlu dipahami bahwa secara tradisional para psikolog memfokuskan pada keyakinan bahwa karakter individual (instink dan kebiasaan), bebas - lepas dari pengaruh situasi di mana individu melakukan aktivitas. Namun Lewin kurang sepaham dengan keyakinan tersebut. Menurutnya penjelasan tentang perilaku yang tidak memperhitungkan faktor situasi, tidaklah lengkap. Dia merasa bahwa semua peristiwa psikologis apakah itu berupa tindakan, pikiran, impian, harapan, atau apapun, kesemuanya itu merupakan fungsi dari "ruang kehidupan"- individu dan lingkungan dipandang sebagai sebuah konstelasi yang saling tergantung satu sama lainnya. Artinya "ruang kehidupan" merupakan juga merupakan determinan bagi tindakan, impian, harapan, pikiran seseorang. Lewin memaknakan "ruang kehidupan" sebagai seluruh peristiwa (masa lampau, sekarang, masa datang) yang berpengaruh pada perilaku dalam satu situasi tertentu.

Bagi Lewin, pemahaman atas perilaku seseorang senantiasa harus dikaitkan dengan konteks - lingkungan di mana perilaku tertentu ditampilkan. Intinya, teori medan berupaya menguraikan bagaimana situasi yang ada (field) di sekeliling individu bepengaruh pada perilakunya. Sesungguhnya teori medan mirip dengan konsep "gestalt" dalam psikologi yang memandang bahwa eksistensi bagian-bagian atau unsur-unsur tidak bisa terlepas satu sama lainnya. Misalnya, kalau kita melihat bangunan, kita tidak melihat batu bata, semen, kusen, kaca, secara satu persatu. Demikian pula kalau kita mempelajari perilaku individu, kita tidak bisa melihat individu itu sendiri, lepas dari konteks di mana individu tersebut berada.

Ciri ciri utama dari teori Lewin, yaitu :
1. Tingkah laku adalah suatu fungsi dari medan yang ada pada waktu tingkah laku itu terjadi,
2. Analisis mulai dengan situasi sebagai keseluruhan dari mana bagian bagian komponennya dipisahkan,
3. Orang yang kongkret dalam situasi yang kongkret dapat digambarkan secara matematis.



DAFTAR PUSTAKA

en.wikipedia.org/wiki/Kurt_Lewin (11.03/Jum’at, 12 Maret 2010)

Rumahbelejarpsikologi.com (11.16/Jum’at, 12 Maret 2010)

Effendi, Onong Uchjana, Ilmu Teori dan filsafat Komunikasi, PT Citra aditya bakti, Bandung, 2003.

Everett M. Rogers, A History of Communication Study, A Biographical Approach, The Free Press, New York, 1994.


Categories:

Leave a Reply

add your comment in here