DINAMIKA PERGERAKAN MAHASISWA
Oleh: Susan Sri Jayanti
Mahasiswa Terpecah Dalam Golongan-Golongan
Mahasiswa terbagi kedalam beberapa golongan yang membuat mahasiswa mempunyai ciri-ciri serta karakter kusus berdasarkan penggolongan kaum tersebut. Diantaranya adalah Mahasiswa Kupu-Kupu, Mahasiswa Kuman, dan Mahasiswa Kura-Kura.
Mahasiswa Kupu-Kupu
Kupu-Kupu merupakan singkatan dari kuliah pulang – kuliah pulang. Maksudnya adalah kegiatan daripada mahasiwa golongan ini adalah kuliah dan pulang, setelah selesai kuliah maka langsung pergi pulang. Biasanya mahasiswa ini mengunggulkan akademik dan tidak mau ambil pusing dengan kegiatan – kegiatan organisasi sehingga mereka membanggakan diri mereka dengan nilai IPK yang tinggi dan juga sembagai bentuk pembuktian bahwa proses belajar akan lebih fokus tanpa mengikuti organisasi. Mahasiswa ini datang kekampus duduk dikelas serta memperhatikan dosen yang mengajar setelah jam kuliah habis maka mereka tidak akan lama untuk berada di lingkungan kampus dan langsung beranjak pulang untuk mengerjakan tugas. Bagus memang tapi biasanya mahasiswa seperti ini kurang update dan tertinggal kabar-kabar yang terjadi di lingkungan kampus. Ya meskipun seperti itu adanya tapi mereka mempunyai keunggulan dalam bidang akademik.
Mahasiwa Kuman
Kuman merupakan singkatan Kuliah Main. Mahasiswa yang masuk dalam golongan ini lebih disibukan dengan main main dan main serta mengacuhkan tugas tugas perkuliahan dan malahan mereka bolos kuliah serta mementingkan kesenangan pribadi. Mahasiwa seperti ini biasanya adalah anak nongkrong, anak gaul, atau berandalan. Mereka terus mengeksiskan diri di lingkungan kampus dengan membuat sensasi sensasi diluar intelegensi. Sungguh mahasiswa yang merugi bukan, mengingat orang tua mereka dengan susah payah membanting tulang untuk pendidikan anaknya tapi di sia siakan begitu saja. Maka tidak aneh apabila dalam golongan ini mahasiswanya kebanyakan mengulang mata kuliah dan yang terburuk adalah mengoleksi angka semester kuliah alias tidak lulus lulus.
Mahasiwa Kura-Kura
Kura-Kura adalah singkatan dari Kuliah Rapat-Kuliah Rapat. Maksudnya, dalam golongan ini adalah mahasiswa yang aktif mengikuti kegiatan kampus, Organisasi Mahasiswa serta para aktifis mahasiswa maka di ibaratkan sebagai mahasiswa yang melakukan rapat. Rapat dapat juga diartikan sebai diskusi, mahasiwa berdiskusi tentang isue isue yang tengah timbul di permukaan. Mahasiswa yang melakukan rapat bisa juga mahasiswa dalam organisasi yang sedang rapat menyusun program kerja. Mahasiswa yang aktif berorganisasi adalah mereka yang tidak puas terhadap pendidikan yang mereka dapat pada bangku perkuliahan sehingga mereka mencari alternatif lain diluar bidang akademik. Mereka bosan terhadap teori yang terus menerus dimasukan dalam kepala mereka dan mereka menginginkan praktek sebagai pengaplikasian dari teori tersebut. Dan mereka juga berpikir daripada waktu kosong terbuang untuk bermain main maka alangkah lebih baiknya jika digunakan untuk berorganisasi. Karena didalam organisasi mereka mendapatkan ilmu yang tidak didapat pada bangku perkuliahan. Sehingga teori dan praktek dapat seimbang. Dari organisasi tersebut lahirlah para aktifis aktifis sebagai awal pergerakan mahasiswa yang akan dibahas lebih lanjut.
seperti itulah kiranya golongan mahasiswa yang dapat saya gambarkan secara parodi.
berikutnya akan di bahas mengenai pergerakan mahasiswa yang lebih spesifik.
Latar Belakang Pergerakan Mahasiswa
Telah diketahui halayak umum bahwa pada saat ini negeri tercinta kita sedang terombang ambing dengan permasalahan yang disebabkan para elit politisi tapi kerugiannya berimbas pada masyarakat. ketika kreasi para elit politisi berubah menjadi suatu produk yang gagal maka dapat disamakan dengan mal praktik dan yang menjadi korban adalah masyarakat. Sebegian besar masyarakat mungkin tidak menyadari akan kerugian yang ditimpakan pada mereka hal itu disebabkan masyarakat yang tidak mengenyam bangku pendidikan sehingga tidak peka terhadap masalah yang sedang mereka alami. kemudian ketika mereka mulai tersadar dari hipnotis itu apa yang selanjutnya mereka dapat lakukan? Dan kemana mereka harus mengadu? Mereka saja kebingungan. Maka tiada yang lain selain menangisi nasib individual serta nasib negeri ini. Pada saat seperti itulah mahasiswa menjadi jembatan bagi mereka melangkah dan sebagai perwakilan mereka dalam menyuarakan derita mereka. Karena memang golongan yang sangat peka terhadap realita tersebut adalah golongan mahasiswa. Sudah sepantasnya sebagai golongan orang yang berpendidikan dan memahami fakta kehidupan yang terjadi dengan IQ serta intelegensi, mahasiswa mempunyai jiwa patriotisan yang tinggi.
Mahasiswa adalah kaum cendikia maka sudah seharusnya ilmu akademik yang mereka kenyam di aplikasikan dalam bentuk pengabdian terhadap masyarakat. Apalagi dalam dunia perkuliahan dikenal istilah tridarma mahasiswa yaitu pendidikan, penelitian serta pengabdian terhadap masyarakat. Dan ketika ulah para politisi sudah sangat keterlaluan menyengsarakan maka sudah tiba waktunya masyarakat bergerak dan maju dengan mahasiswa sebagai promotor. Puncaknya saat ini pemberontakan marak terjadi dimana-mana dengan diwarnai aksi demonstrasi. Aksi demonstrasi tersebut merupakan pengaplikasian dari pendidikan yang mereka dapat dan sebagai bentuk simpatisan dalam pengabdiannya terhadap masyarakat. Jadi tentu saja mereka sadar betul apa yang sebenarnya tengah terjadi dan apa yang harus di kritisi.
Agent of change and Agent of Control
Mahasiswa sebagai agen perubahan berperan melakukan perubahan-perubahan dari hal yang negatif menjadi positif. Mengubah sesuatu yang tidak baik menjadi baik serta menghilangkan kolonialisme yang masih saja ada di negeri ini. Bukan tidak mungkin nasip masyarakat berada di genggaman mahasiswa karena mahasiswa mempunyai peran sebagai agen of change. Mahasiswa dapat mengatasi kemiskinan masyarakat terhadap kemerdekaan menjadi kedaulatan dengan mengkontrol suatu kasus yang timbul dan mengkritisi apabila terdapat penyimpangan-penyimpangan yang tidak dapat dilihat secara kasat mata. seharusnya mahasiswa menghabiskan waktu di luar jam kuliah mereka dengan berdiskusi sehingga tidak terbuang percuma waktu yang ada. diskusikan isue-isue yang tengah timbul di permukaan sehingga mereka akan tau fakta-fakta yang terjadi dan merekapun dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Mana yang di benar-benarkan dan mana yang disalah-salahkan atau bahkan kebenaran yang di jungkirbalikan posisinya sehingga menjadi salah.
Diskusi menjadi awal melangkah untuk bergerak menuju perubahan. Diskusi menjadi hal yang sangat bermanfaat ketimbang nongkrong atau main yang tidak jelas, hal tersebut banyak dilakukan oleh mahasiswa yang kurang peka atau malah kurang peduli terhadap kasulitan masyarakat luas, bahkan seringkali mereka mencemooh teman temannya yang melakukan aksi demonstrasi. Seringkali terdengar sebuah pernyataan yang tidak mengenakan tentang mahasiswa yang melakukan aksi. padahal seharusnya mereka bangga bahwa masih ada kaum yang perduli terhadap kelangsungan negeri ini dan bukankah suatu hal yang mulia mahasiswa yang membela orang orang yang lemah yang tertindas serta menolong masyarakat yang tidak mengenyam pendidikan sehingga tidak tau bagaimana caranya mengutarakan apa yang dideritakan.
Orasi dalam Demonstrasi
mahasiswa selalu sigap dan ada di barisan paling depan dalam membela kebenaran serta memperjuangkan keadilan. Ketika hasil diskusi mereka menemukan fakta dan mengetahui kebenaran maka ketika itu juga mereka sigap menuntut keadilan. Cara terakhir setelah bicara baik-baik tetapi tidak didengar maka merekapun beraksi dengan melakuakan demonstrasi. Dengan demonstrasi masyarakat umum pun akan memahami akan apa yang selama ini tidak mereka ketahui, tentang betapa kejinya hak mereka dirampas. Dalam aksi mahasiswa menyuarakan aspirasi mereka dengan berorasi. Mereka terus berbicara tanpa henti dan tanpa lelah menyurakan tuntutan-tuntutan keadilan. Mereka juga menyanyikan lagu lagu perjuangan serta lagu kebangsaan sebagai rasa cinta mereka terhadap tanah air. Mahasiswa menuntut bukti nyata dari apa yang dahulunya gencar disuarakan penguasa, tentang janji janji yang tanpa bukti dan menjadi omong kosong belaka dan malahan menjasi bentuk pendzoliman terhadap masyarakat. Apakah yang mereka lakukan salah? Tidak bukan. Tapi mengapa aksi demonstrasi selalu dipandang sebalah mata orang orang. Bukankah hal yang wajar apabila mereka mengamuk karena suara suara mereka menuntut kebenaran itu tidak dihiraukan. Apalagi yang mereka suarakan itu tuntutan terhadap keadilan. mahasiswa melakukan aksi, mereka tidak takut terhadap oknum polisi aparat serta mungkin militer yang manghadang mereka. Apabila mereka telah memutuskan akan berjuang menyuarakan aspirasi maka mereka akan fokus dan siap menelan konsekuensinya. Mereka tidak kerdil ketika dihadapkan dengan jajaran militer yang siap membubarkan aksi mereka, dan ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan mereka tidak akan getir. Dan seperti tidak ada kapoknya mereka akan datang dan datang lagi dengan semangat yang lebih besar hingga kebenaran yang mereka tuntut dan perjuangkan sampai di genggaman tangan mereka.
Categories:
Artikel





artikel ini di dedikasikan untuk tugas perkuliahan sosiologi
preeeeettttt